LOMBA PENJOR GALUNGAN :
ANTARA MAKNA RELIGIUS DAN ESTETIKA
Kerta Buwana – Perayaan
Hari Raya Galungan dalam Hindu khusunya masyarakat Bali identik dengan Penjor.
Tak lepas warga masyarakat Bali yang ada di Desa Kerta Buwana Kecamatan Sungai
Loban Kabupaten Tanah Bumbu Kalsel pun dalam perayaan Hari Galungan yang jatuh
pada hari Rabu (15/7/2015) masing-masing memasang penjor di depan pintu masuk
pekarangan rumah. Penjor yang dipasang kali ini adalah penjor sakral yang
berhubunganh dengan ritual keagamaan. Penjor ini berbeda dengan penjor hiasan
yang dipasang seperti pada saat acara lomba desa, acara undangan pengantin, dan
lain lain.
Menurut Babad Bali pada
halaman situsnya di http://www.babadbali.com/canangsari/hkt-penjor-penggunaan.htm menyebutkan :
Penjor merupakan salah satu sarana Upakara dalam merayakan Hari
Raya Galungan, adalah lambang
pertiwi bhuwana agung, alam semesta kita ini dengan segala hasilnya yang
memberikan kehidupan dan keselamatan. Selain itu juga, penjor merupakan simbol
gunung yang memberikan keselamatan dan
kesejahteraan.
Bahan penjor terdiri dari sebatang bambu yang ujungnya
melengkung, dihiasi dengan daun kelapa/ daun enau yang muda serta daun- daunan
lainnya (Plawa).
Perlengkapan Penjor adalah pala bungkah (umbi-umbian seperti ketela rambat), Pala
Gantung (misalnya kelapa, mentimun, pisang, nanas dll), Pala Wija (seperti
jagung, padi dll), jajan, serta sanggah Ardha Candra (sanggah cucuk yang dibuat
dari bambu, sebagai lambang Hyang Ardha Candra) lengkap dengan sesajennya. Pada
ujung penjor digantungkan sampiyan penjor lengkap dengan porosan dan bunga.
Tujuan pemasangan penjor yakni sebagai swadharma umat Hindu
untuk mewujudkan rasa bhakti dan terima kasih ke hadapan Hyang Widhi Wasa atas
kemakmuran yang dilimpahkan-Nya.
Pemasangan penjor dilaksanakan pada hari Anggara Wage wara
Dungulan (sehari sebelum Galungan).
Penjor dipasang atau ditancapkan pada "lebuh" di
depan sebelah pintu masuk pekarangan rumah. Sedangkan sanggah dan lengkungan
ujung penjor menghadap ke tengah jalan.
Penjor dapat dicabut pada hari Redite Umanis Langkir (sehari
setelah Kuningan). Sementara itu perlengkapan seperti sampian, lamak serta
perlengkapan upakara Galungan lainnya dapat dibakar dan abunya sebagian
disimpan pada kelapa gading muda yang dikasturi.
Pada hari Budha Kliwon Pahang (35 hari setelah Hari Raya
Galungan), abu dalam kelapa gading tersebut di atas dilengkapi dengan sarana kawangen
dan 11 uang kepeng/ logam selanjutnya ditanam di pekarangan rumah atau
dihanyutkan disertai permohonan pakukuh jiwa urip (kadirgayusan).
Melihat makna religius yang terkandung dalam Filosofi sebuah
Penjor disamping Estetika seni keindahannya, wajarlah pada akhirnya Karang
Taruna Buwana Sari didukung Pemerintah Desa Kerta Buwana berinisiatif
mengadakan penilaian Penjor yang dipasang untuk menyambut Hari Raya Galungan
dan Kuningan kali ini.
Menurut Komang Muliadi, Ketua Karang Taruna Buwana Sari bersama
panitia lomba, ada beberapa kriteria penilaian dalam lomba menghias penjor yang
akan menjadi poin sebagai tolak ukurnya antara lain Kelengkapan Penjor meliputi
Sanggah, Pala Bungkah, Pala Gantung maupun Pala Wija, Sampian Penjor, Lamak,
Ceniga dan Kain. Dari kelengkapan masing-masing unsur penjor tersebut akan
dinilai kreasi serta keindahan penjor secara keseluruhan.
Kepala Desa Kerta Buwana, I Gusti Kadek Arsana yang ikut mendampingi
penilaian lomba penjor Selasa sore (14/7/2015) mengatakan bahwa kegiatan ini
baru pertama kali dilaksanakan di Desa Kerta Buwana. Gusti Arsana mengatakan
masih banyak terdapat kekurangan dalam pelaksanaan penilaian lomba menghias
penjor kali ini, namun demikian pihaknya sangat menyambut baik atas inisiatif
dan partisipasi Karang Taruna Buwana Sari dalam menyambut dan memeriahkan Hari
Raya Galungan tahun ini yang juga bertepatan dengan Perayaan Lebaran Hari Raya
Idul Fitri 1436 Hijriah.
Ke depannya, Kepala Desa berharap kegiatan semacam ini tetap
dapat terlaksana kembali, tentunya lebih baik lagi dengan persiapan dan dengan
dukungan semua pihak, terutama kerjasama antara Desa Dinas dan Desa Adat Kerta
Buwana, disamping partisipasi dari Karang Taruna Desa maupun Truna Truni Desa
Adat dan seluruh lapisan masyarakat Desa Kerta Buwana.
Dari hasil penilaian lomba menghias penjor di 3 Dusun dan 13
RT di Desa Kerta Buwana yang dilaksanakan selama 2 hari oleh panitia, puncaknya
adalah pengumuman pemenang dan pembagian hadiah yang ditunggu-tunggu oleh para
seserta, akhirnya Rabu malam (15/7/2015) disaksikan ratusan lebih pasang mata
disela-sela hiburan organ tunggal yang digelar oleh Panitia, 10 pemenang dengan
kategori 9 peserta terbaik dan 1 peserta Juara Umum satu persatu memasuki
panggung hiburan untuk menerima hadiah.
Dan pada puncaknya, atas nama I Ketut Suryawan dari Dusun
Pulosari RT 11 berhak mendapat Hadiah sekaligus tropi Piala sebagai juara Umum
pemenang Lomba Penjor menyambut Hari Raya Galungan dan Kuningan yang diserahkan
langsung oleh Kepala Desa Kerta Buwana, I Gusti Kadek Arsana. *iws
semoga,... selalu di lancarkan,....
BalasHapus